Pertama, ketika air matamu jatuh membasahi bajuku...
aku hanya berfikir untuk menunggu dan membiarkanya mengering...
Akan tetapi, airmata itu berubah menjadi awan yag besar, angin, dan hujan yang menghentikan langkahku...
Ketika hujan tiada berkesudahan, dan aku tak kuasa untuk menghindarinya...
kemanakah aku ahrus pergi?, aku kehilangan arah...
Walaupun terkadang inginku pergi jauh melepas semua...
entah mengapa dirimu selalu ada di fikiranku dan aku selalu kembali...
Aku ingin melindungimu, aku ingin melihatmu bahagia...
Dan ketika hujan kembali datang, aku mulai kehilangan akal sehatku...
“Dan alam pun tahu cara terbaik mengasihaniku”
Ini ekspresi jiwa tanpa ada tekanan dan intervensi.. Tanpa ada hati yang tersakiti dan menyakiti. Semua ini intuisi dan imajinasi anugrah Ilahi..
Jumat, 09 Desember 2011
Jumat, 26 Agustus 2011
Balada Keimanan...!!!
Iman...! hei, iman...! iman...!
Dmanakah kau kini???
Sulit ku mencarimu,
wahai benderang hati...
Iman...! hei, iman...! iman...!
Hanya sebentar kutinggalkan...
Kau malah menjauh...
Kini, kau telah terbiasa kutinggalkan...
Lalu kenapa kau malah pergi ?
Bukaknkah kau telah terbiasa?
Kau menghilang, entah berantah...
Iman...! hei, iman...! iman...!
Kembalilah...kembalilah...
Kembaliah kesetiap langkahku...
Kembalilah kesetiap rukukku...
Kembalilah kesetiap sujudku...
Iman...! hei, iman...! iman...!
Langkahku kini kian tak pasti...
Gelap, semua gelap...
Ku hanya meraba kesana dan kemari...
Kebaikan tak teraba olehku...
Kemaksiatan itulah kebaikan yg terjangkau olehku...
Iman...! hei, iman...! iman...!
Salahku meninggalkanMu...
Salahku mengabaikanMu...
Salahku tak mengenalMu dengan baik...
Iman...! hei, iman...! iman...
Mungkin kau marah padaku...
Mungkin kau muak melihat perangaiku...
Tapi, kumohon...kumohon...padaMU...
Iman, temaniku ketika sampailah waktuku...
Maafkn atas keserakahanku...
Senin, 18 Juli 2011
Kubiarkan
Kubiarkan diriku terbawa oleh dinginnya malam...
Kubiarkan terus dinginnya merasuki tubuhku...
Begitu dalam sampai bisa kurasakan dinginnya mengalir di aliran darahku...
Kubiarkan dingin meyiksaku denga siksaan manis...
Menyiksa tanpa mau tahu siapa yang tersiksa...
Kubiarkan setiap sel dalam tubuhku menjerit...
Menjerit kedinginan, jeritan meminta kehangatan...
Kubiarkan, kuacuhkan, ku tak peduli...
Makian2 pun tertuju padaku, makian dari dalam lubuk hatiku...
Kubiarkan, kuacuhkan, ku tak peduli...
Kubiarkan airmata menitik, keluar dari tempat persembunyiannya selama ini...
Menitik, membasahi, menambah kesempurnaan dinginnya malam...
Kubiarkan karena ku tak sanggup melawan, aku bukanlah kesempurnaan...
Kubiarkan bulan, bintang dan benda2 langit menelanjangiku...
Kuperlihatkan semua kefanaanku...
Kupertontonkan sebuah pertunjukkan bertemakan noda dan dosa...
Kubiarkan diriku tetap terpaku, sampai tibanya lelahku...
Kubiarkan mata ini terpejam, kubiarkan kelam malam memelukku...
melantunkan sebait nyanyian kesyukuran...
“dan alam pun tahu cara terbaik mengasihaniku”
Kubiarkan terus dinginnya merasuki tubuhku...
Begitu dalam sampai bisa kurasakan dinginnya mengalir di aliran darahku...
Kubiarkan dingin meyiksaku denga siksaan manis...
Menyiksa tanpa mau tahu siapa yang tersiksa...
Kubiarkan setiap sel dalam tubuhku menjerit...
Menjerit kedinginan, jeritan meminta kehangatan...
Kubiarkan, kuacuhkan, ku tak peduli...
Makian2 pun tertuju padaku, makian dari dalam lubuk hatiku...
Kubiarkan, kuacuhkan, ku tak peduli...
Kubiarkan airmata menitik, keluar dari tempat persembunyiannya selama ini...
Menitik, membasahi, menambah kesempurnaan dinginnya malam...
Kubiarkan karena ku tak sanggup melawan, aku bukanlah kesempurnaan...
Kubiarkan bulan, bintang dan benda2 langit menelanjangiku...
Kuperlihatkan semua kefanaanku...
Kupertontonkan sebuah pertunjukkan bertemakan noda dan dosa...
Kubiarkan diriku tetap terpaku, sampai tibanya lelahku...
Kubiarkan mata ini terpejam, kubiarkan kelam malam memelukku...
melantunkan sebait nyanyian kesyukuran...
“dan alam pun tahu cara terbaik mengasihaniku”
Rabu, 16 Maret 2011
Terbanglah Wahai Jiwa Terjaga
Terbanglah wahai jiwa terjaga...
Jelajahilah langit penuh bintang-gemintang...
Walau kini tak kau temukan lagi bintang yg pernah sesekali tersenyum...
Bintang yg pernah memberikan secercah pengharapan bagimu...
Terbanglah wahai jiwa terjaga...
Usaplah air mata kesedihanmu...
Semesta jauh lebih luas dari sekedar perih hatimu...
Terbanglah wahai jiwa terjaga...
Semua menunggu kedatanganmu disana...
Impian2 yg selalu setia menunggumu...
Mereka ingin kau terbang dan meraih mereka besertamu...
Dan mengapa kau masih terpaku???
Terbanglah wahai jiwa terjaga...
Sabtu, 12 Maret 2011
Anak Kecil Bergitar Kecil...
Anak kecil bergitar kecil...
Bernyanyi dengan suara yg pastinya suara anak kecil...
Tak perduli nada apa yg dimainkannya..,
tak perduli suara entah apa...
tangannya tak henti memetik gitar kecilny...
Mulutny tak henti berdendang “dasar kau keong racun....bla bla bla “...
Seisisi angkotpun tertawa dibuatny, dasar penghibur cilik!!!...
Dengan optimisme khas anak2 langsung ia melayangkan jurus “plastik permen”
Tak perduli suka atau tdk semua orng dgn nyanyianny...
Toh, dia hanya menjajal kbruntungnnya...
Seribu, duaribu, limaribu, seratus, dua ratus, lima ratus...
Semua hilang dilahap jrus maut ”plastik permen”...
Lampu merah saatnya beraksi, lampu hijau saatny bergegas lari...
Lenggak-lenggok, lari, lompat, seakan berirama...
Simfoni khidupan bernada dasar “mencari sesuap nasi”...
Dirimu masih kecil tetapi dirimu selalu berbuat sesuatu yg besar untuk hidupmu...
Dasar..., anak kecil bergitar kecil....!!!!!
Bernyanyi dengan suara yg pastinya suara anak kecil...
Tak perduli nada apa yg dimainkannya..,
tak perduli suara entah apa...
tangannya tak henti memetik gitar kecilny...
Mulutny tak henti berdendang “dasar kau keong racun....bla bla bla “...
Seisisi angkotpun tertawa dibuatny, dasar penghibur cilik!!!...
Dengan optimisme khas anak2 langsung ia melayangkan jurus “plastik permen”
Tak perduli suka atau tdk semua orng dgn nyanyianny...
Toh, dia hanya menjajal kbruntungnnya...
Seribu, duaribu, limaribu, seratus, dua ratus, lima ratus...
Semua hilang dilahap jrus maut ”plastik permen”...
Lampu merah saatnya beraksi, lampu hijau saatny bergegas lari...
Lenggak-lenggok, lari, lompat, seakan berirama...
Simfoni khidupan bernada dasar “mencari sesuap nasi”...
Dirimu masih kecil tetapi dirimu selalu berbuat sesuatu yg besar untuk hidupmu...
Dasar..., anak kecil bergitar kecil....!!!!!
Jumat, 18 Februari 2011
Terjaga...
Malam ini lagi2 aku terjaga...
entah apa yg membuatku seperti ini...
mungkin kecintaanku kepada kopi yg melebihi apapun,
membuat ku harus menikmati setiap hinaan dan makian kesepian...
sunyi itu adalah sebuah nyanyian...
nyanyian hampa tanpa suara...
aku terpaksa menikmatinya walaupun terkadang ku muak mendengarnya...
tapi aku tak punya banyak pilihan...
whoaaaaam...
ternyata aku hanya manusia biasa...
tak selamanya bisa terjaga...
Mudah-mudahab ini mati sementara...
Kamis, 17 Februari 2011
Datanglah Karmaku...
Siapa kau? Siapa aku? Urus saja urusanmu...
Perduli setan, aku takkn pernah mengurusimu....
Apa untungny bagiku menolongmu...
Hidupku sudah senang, buat apa ku bersusah payah menolongmu...
Justru aku menikmati setiap airmata yg kluar dari matamu...
Aku senang saat dirimu datang padaku dengan keringat dan darah...
Aku senang menjadi mahkluk paling tinggi, tinggi hati tentuny...
Merangkakpun dirimu lalu menyembahku semua adalah percuma...
“Tidak ada solusi” itu nama tengahku, dan tentu saja akan cantik menghiasi batu nisanku kelak...
Hahahahaha...aku puas berada di puncak rantai makananan...
Aku adalah raja rimba, hukumku hukum rimba...
Yang kuatlah yang berkuasa, yang lemah menjadi alas kakiny...
Walaupun begitu aku masih percaya kepada karmaku...
Sekarang aku sedang menikmati masa2 jayaku sebelum tiba karmaku...
Diriku hidup untuk hari ini, persetan dengan hukum karma...
Jika hukum karma itu berlaku...yaaa...liat saja nanti...
Aku sedang bersenang-senang dengan penderitaanmu, jadi kumohon kasihanilah aku dan jgn coba menggangu...
Hahahaha...Datanglah wahai karmaku...kutantang kau...
Senin, 07 Februari 2011
Aku
Aku adalah iblis dalam diriku...
Senyumku selalu kupaksakan manis...
Padahal hatiku bengis...
Tutur kataku baik, tapi maknanya tengik...
Hidupku adalah ironi...
Ironi yang kupendam sendiri...
Mungkin sampaiku mati...
Senyumku selalu kupaksakan manis...
Padahal hatiku bengis...
Tutur kataku baik, tapi maknanya tengik...
Hidupku adalah ironi...
Ironi yang kupendam sendiri...
Mungkin sampaiku mati...
Sabtu, 05 Februari 2011
Rain Dancer...
Tersenyum ku diteras rumah...
Duduk bersandar di kursi besi berkarat...
Menikmati pertunjukkan seni terindah menurutku...
Tarian2 hujan di pentas megah bernamakan malam...
Diiringi musik latar tik tik tik bunyi airnya, satu tik menjadi jutaan tik...
Merdu sekali, coba dengarkan!, merdu...sekali...
Angin malam mebuai lenggak-lenggok penari tetesan hujan...
Ke kanan-ke kiri, angin memberikan gemulai kepada penari tetesan hujan...
Penari tetesan hujan menghampiriku, apa yg hendk dilakukanny...
Dingin menyejukkan, walau hanya setetes yg mmbelai wajahku...
Persetan orang lain mengatakan aku aneh...
Ku hanya sekedar membiarkan alam mengasihaniku...
Dan ternyata...
“Alam pun tahu cara terbaik mengasihaniku...”
Duduk bersandar di kursi besi berkarat...
Menikmati pertunjukkan seni terindah menurutku...
Tarian2 hujan di pentas megah bernamakan malam...
Diiringi musik latar tik tik tik bunyi airnya, satu tik menjadi jutaan tik...
Merdu sekali, coba dengarkan!, merdu...sekali...
Angin malam mebuai lenggak-lenggok penari tetesan hujan...
Ke kanan-ke kiri, angin memberikan gemulai kepada penari tetesan hujan...
Penari tetesan hujan menghampiriku, apa yg hendk dilakukanny...
Dingin menyejukkan, walau hanya setetes yg mmbelai wajahku...
Persetan orang lain mengatakan aku aneh...
Ku hanya sekedar membiarkan alam mengasihaniku...
Dan ternyata...
“Alam pun tahu cara terbaik mengasihaniku...”
Waktu...
Waktu seakan mempunyai kaki-kaki...
Waktu akan terus maju berlari...
tak perduli apakah dirimu tertinggal diblakang atau tidak...
Waktu akan terus maju, takkan pernah ia menoleh kbelakang...
Waktu seakan mempunyai tangan-tangan...
Disaat dirimu trjatuh mengejar sang waktu...
Tangan-tangan waktu selalu membantumu untuk bangkit...
Menyadarkanmu bahwa waktu tlah jauh meninggalknmu...
Waktu seakan mempunyai kehendaknya sendiri...
Takkan ad seorangpun yg bisa menhentikan waktu...
Waktu hanya akan terhenti sesuai khendak mati...
Waktu pun dimulai saat tangisan pertama bayi terlahir didunia...
Waktu itu semua masih suci tak berdosa...
Kini waktu yg terus berlalu menjadi saksi akn dosa2ku...
Di penghujung kehendak waktu, ku berharap masih ada waktu...
Kalau masih ada...benarkah ada???
Waktu akan terus maju berlari...
tak perduli apakah dirimu tertinggal diblakang atau tidak...
Waktu akan terus maju, takkan pernah ia menoleh kbelakang...
Waktu seakan mempunyai tangan-tangan...
Disaat dirimu trjatuh mengejar sang waktu...
Tangan-tangan waktu selalu membantumu untuk bangkit...
Menyadarkanmu bahwa waktu tlah jauh meninggalknmu...
Waktu seakan mempunyai kehendaknya sendiri...
Takkan ad seorangpun yg bisa menhentikan waktu...
Waktu hanya akan terhenti sesuai khendak mati...
Waktu pun dimulai saat tangisan pertama bayi terlahir didunia...
Waktu itu semua masih suci tak berdosa...
Kini waktu yg terus berlalu menjadi saksi akn dosa2ku...
Di penghujung kehendak waktu, ku berharap masih ada waktu...
Kalau masih ada...benarkah ada???
Minggu, 16 Januari 2011
Tolong Aku dan Dia
Tolong selamatkan dia...
Siapapun dirimu, tolong selamatkan...
Kata mereka dia terjatuh kedalam jurang yg dalam dan gelap...
Sebelumnya dia bermain-main di tepiannya...
Sedang asyik bermain lalu dia terpeleset...
Dan kini tak lagi kutemukan dia...
Dia terlalu dalam terjatuh, tanganku tak sampai utk meraihnya naik...
Terdengar hanya rintihan menahan kesakitan...
Bodoh , entah apa yg ada dipikirannya...
Mengapa terlalu mudahny ia terjatuh...
Lambat baru kutahu itu adalah jurang cinta...
Terlalu dalam dan gelap...
Takkan prnah lagi kau temukan chaya jika terjatuh kedalmnya...
Buta ,itu yg kan kau rasa...
Kurasa kini dia sedang brusaha memanjat tebingnya...
Mengerahkan seluruh lelah hatinya...
Perlahan betul2 perlahan...
Mungkin kan menghabiskan banyak waktu...
Aku tak bisa membantunya aku bgtu lemahnya...
Ku berdoa agar waktu bisa memaksanya naik...
Waktu yang kan mempertemukan dia dengan cahaya...
Aku berdoa, hany berdoa dan kadang itu semua hanya dusta...
Dia adalah hati yg hampir mati...
Dia hatiku yang terjerembab jatuh ke jurang cintamu...
Tolong selamatkan dia...
Tolong selamatkan dia...
Kumohon...siapapun dirimu...tolong selamatkan aku...
Siapapun dirimu, tolong selamatkan...
Kata mereka dia terjatuh kedalam jurang yg dalam dan gelap...
Sebelumnya dia bermain-main di tepiannya...
Sedang asyik bermain lalu dia terpeleset...
Dan kini tak lagi kutemukan dia...
Dia terlalu dalam terjatuh, tanganku tak sampai utk meraihnya naik...
Terdengar hanya rintihan menahan kesakitan...
Bodoh , entah apa yg ada dipikirannya...
Mengapa terlalu mudahny ia terjatuh...
Lambat baru kutahu itu adalah jurang cinta...
Terlalu dalam dan gelap...
Takkan prnah lagi kau temukan chaya jika terjatuh kedalmnya...
Buta ,itu yg kan kau rasa...
Kurasa kini dia sedang brusaha memanjat tebingnya...
Mengerahkan seluruh lelah hatinya...
Perlahan betul2 perlahan...
Mungkin kan menghabiskan banyak waktu...
Aku tak bisa membantunya aku bgtu lemahnya...
Ku berdoa agar waktu bisa memaksanya naik...
Waktu yang kan mempertemukan dia dengan cahaya...
Aku berdoa, hany berdoa dan kadang itu semua hanya dusta...
Dia adalah hati yg hampir mati...
Dia hatiku yang terjerembab jatuh ke jurang cintamu...
Tolong selamatkan dia...
Tolong selamatkan dia...
Kumohon...siapapun dirimu...tolong selamatkan aku...
Sabtu, 15 Januari 2011
Aku adalah..
Aku adalah kegelapan...
Kegelapan dibalik benderang...
Aku adalah ketiadaan...
Ketiadaan ditengah keberadaan...
Aku adalah kesunyian...
Kesunyian diantara semua teriakan...
Aku adalah kesepian...
Kesepian dipuncak kesetiaan...
Aku adalah kesedihan...
Kesedihan disetiap senyuman...
Tanyakanlah semua tentangku...
Aku kan menjawab...
Aku adalah diriku...
Diriku diwaktu kehilanganMu...
Kegelapan dibalik benderang...
Aku adalah ketiadaan...
Ketiadaan ditengah keberadaan...
Aku adalah kesunyian...
Kesunyian diantara semua teriakan...
Aku adalah kesepian...
Kesepian dipuncak kesetiaan...
Aku adalah kesedihan...
Kesedihan disetiap senyuman...
Tanyakanlah semua tentangku...
Aku kan menjawab...
Aku adalah diriku...
Diriku diwaktu kehilanganMu...
Langganan:
Postingan (Atom)