Senin, 29 Desember 2008

Only Me

Hanya aku disini..

Hanya meja dan kursi stia menemani lamunan penuh intuisi..

Hanya wajah yang kehilangan seri..

Hanya timbul dan tenggelam dalam kepekatan dunia yang disebut sepi..

Hanya bahagia yang malu menampakkan diri..

Hanya Ekspektasi yang berujung mimpi..

Hanya langit biru yang menaungi hari dengan sepenuh hati..

Hanya matahari yang memberi hangat saat semua menjadi semakin dingin tak tertahankan lagi..

Hanya terpaan badai yang mengajarkan kuatnya jiwa insani..

Hanya airmata yang membuat sedih dan bahagia tak berbeda dalam hidup ini..

Hanya hidup dan mati yang menjaga waktu, sekarang atau nanti..

Hanya kasih sayang yang hilang pergi dan segala rayu u8ntuk membuatnya kembali..

Hanya untaian kata yang berakhir di malam sunyi..

Hanya aku..

Sabtu, 27 Desember 2008

Amarah Merah Darah

Amarah merah darah, Berani tapi menyesatkan.

Amarah merah darah, Tak sedikitpun ampunan.

Amarah merah darah. Gelap mata, dan gelap hati, hancur jiwa raga.

Amarah merah darah. Hati terbenam duka nestapa.

Amarah merah darah. Khdpn hampa yg ada hny sengsara.

Sisa Maaf

Ktk dahaga mjd durjana, trasa sesak d dada.

Ktk lapar mjd raja, kenikmatan berlalu bgtu saja.

Ktk smua bhagia mnyebabkn derita, smuanya terpedaya.

Ktk tba waktuny masihkah ad maaf trsisa.

Jumat, 26 Desember 2008

Gores Kegundahan

Gores kekeliruan tak henti trtuang kdlm lmbr putih hdup ini.

Mnyisakn sdikit skali putih yg samar, apkh itu memang bnar putih?, prtnyaan skeptis itu trus brcokol dfikir ini.

Kadng goresn itu trlalu dlm smpai2 mngoyak lmbarn hdup ini.
Bgtu hina dina kurasakn diri ini.

que mpermainkn fikiran mnjrumusknku smakin dlm kpd kgelapn.

Oh.. ku lelah, biarkn ku akhiri ini smua dgn kematian, kmatian yg akn mendepakku dri hdup ini dn mjauhknku dri intervensi2 yg mrusak jiwaku.

Ku butuh ktnangan dn kheningan walau hny sjenak ddlm benak.

Ku butuh bnyk brsyukur mungkin slama ini ku trlalu kufur.

Ku butuh ampunan rasaku dosaku mlimpah dn sungguh tak trampun.

Ku butuh tangis lirih yg biasa trtutupi senda gurau belaka.

Ku butuh brfikir krn ku trlalu fakir.

Ya Mutakabbir lumpuhknlah ksombonganku dgn rohim Mu...

Rabu, 24 Desember 2008

Hujan(2)

Inspirasi hujan...

Menengadah tangan merengkuh butir-butir air langit...

Sesaat setelah butir itu pecah di telapak tangan...

Saat itu pula hadir kedamaian tak terlukiskan...

Membuat sosok penuh duka terpaku seakan tiba padanya kedamaia...

Kedamaian yang tak tergambarkan.

Tak siapapun berhak mengusik dengan atau tanpa berisik...

Semua terpana dan terpaku melihatmu hujan...

Dan Alam pun tau cara terbaik mengasihaniku...

The Key of Heart

Kunci pasti membuka segala yang terkunci.

Kunci hati mengunci saat ada benci.

Membuat sang benci kesal dan mengetuk keras pintu hati.

Mungkin ini awal dari sakit hati.

Kunci hati membuka saat ada cinta.

Menyilahkan masuk duka dan bahagia karena mencinta.

Kadang ada tangis kadang ada tawa semua ulah cinta.

Kunci hati menjagahati dari benci.

Untuk hati menemukan cinta sejati.

Holow...

Menanti sinaran datang dengan sepi di hati....

Hanya sendiri yang menemani jiwa....

Menyandarkan raga pada kekosongan....

Menyapa hampa dan dijawab tanpa suara....

Khayalan tmpak nyata....

Tapi semua jauh dari fakta....

Smua dusta, berdusta, dan pendusta....

Hujan(1)


Titik-titik air jatuh beriring dari langit yang berawal biru..


Menciptkan jutaan gemericik..


Memecah keheningan di hari yang muram..


Memberikan kesibukan pada telinga-telinga yang jenuh mendengar ocehan-ocehan fatamorgana..


Menenangkan jiwa yang teriak mengerang kesakitan..


Melumpuhkan semua kesedihan yang bersemayam..


Memapah jiwa menuju kebangkitan..


Memberikan harapan bagi setiap kehidupan..


Hujan..hujan..hujan.., rintik hujan..

Jumat, 19 Desember 2008

Menanti Fajar dengan Renungan

Bayang-bayang hitam menutupi indahnya cahaya rembulan.

Meredupkan malam memperdalam jurang kepekatan.

Menumbuhkan sejuta keheningan.

Menyisakan hanya aku dan kesepian.

Mata ini enggan terpejam.

Langkah ini mulai gontai, penuh ketidak pasatian.

Ini mula dari Khampaan.

Rinai hujan yg ikut membasahi.

Memberi sejuta kesejukan yang terasa memuakkan.

Malam tiada berkesudahan.

Hitam semakin menghitam.

Tangan-tangan malam mencengkram angan.

Meremukkan impian-impian yang tak pernah jadi kenyataan.

Perjalanan panjang di malam kelam.

Hanya aku.

Menanti fajar dengan renungan.

Selasa, 02 Desember 2008

Forgiveness

Mutiara ujung sumatera.

Indah, berkilau, suci, sungguh begitu terjaga.

Rasa bersalah ini datang saat hati selalu ingin memandang keindahannya.

Maafkan pandangan ini yang jahat mencoba mencuri sketsa wajahmu.

Maafkan fikir ini yang lemah terhadap hati yang dipenuhi obsesi akan dirimu.

Maafkan bibir ini yang selalu tersenyum saat ada bayanganmu menghantui pikiranku.

Maaf sekali lagi kuminta maaf.......

Aku sungguh jahat..., hanya maafmu yang bisa menenangkan risau hatiku

Pisau Besi Merak-Bakauheni

Pisau besi mengoyak lautan yang bergejolak.

Menciptakan riak yang seakan berteriak.

Membuka cakrawala menghadirkan pandangan luas Sang Mahakuasa.

Bisikan angin menyentuh lembut telinga yang biasa mendengar ribut dan pekik2 kemunafikan.

Bisikan-bisikan penuh kekaguman pada Raja diRaja.

Langit biru saksi luasnya alam ini.

Matahari menjadi saksi cerahnya Hari-hari.

Jiwa ini menjadi saksi penghambaan atas diri.

Dan aku menjadi saksi di atas Pisau Besi Merak-Bakauheni.