Jamban tempat vulgar yang terasingkan dari kehidupan.
Letaknya pasti di sudut bagunan-bangunan manusia dan takkan pernah disejajarkan dengan kamar tidur, ruang makan atau ruang lainnya.
Jamban seakan penuh aib, penuh kehinaan.
Takkan ada satu manusiapun yang membicarakan kejadian-kejadian saat sedang bercengkrama dengan jamban.
Apapun caci-maki yang terlontar, jamban tetap tegar ditempatnya.
Dan tetap setia menampung segala bentuk keburukan manusia.
Jamban seakan menampar hati-hati keras manusia yang tidak menyadari fakta penciptaan dan mengingkari dengan segala pembenarannya.
Jamban tau sgka isi jiwa raga manusia yang seringkali manusia tidak pernah menyadari siapa dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar