Sabtu, 30 Mei 2009

Aku dan Taubatku

Haru semakin membiru. Isak tangis tiada perlu. Hanya seonggok tubuh terbujur kaku.

Tersisa kain putih menyadarkan strata diri yang selama ini lebih tinggi karena kesombongan merajai.

Haru semakin membiru. Isak tangis tiada perlu. Hanya seonggok tubuh terbujur kaku.

Merasakan fakta penciptaan mencium tanah bukan lagi dambaan, kembali kepada asal adalah keharusan.

Haru semakin membiru. Isak tangis tiada perlu. Hanya seonggok tubuh terbujur kaku.

Akan tiba kesunyian abadi, tak ada lagi jiwa2 menemani. Hanya sendiri menanggung segala perbuatan di setiap detik kesempatan hidup.

Haru semakin membiru. Isak tangis tiada perlu. Hanya seonggok tubuh terbujur kaku.

Pertanyaan demi pertanyaan pasti muncul, tetapi belum tentu ada jawaban, yang bruntung siap menjawab, sisanya akan terdiam disertai tangis penyesalan. Dan setiap penyesalan pasti datang penuh keterlambatan.

Haru semakin mebiru. Isak tangis tiada perlu. Hanya seonggok tubuh terbujur kaku.

Aku dan taubatku...!

1 komentar:

Unknown mengatakan...

lo ngomong apaan sih?kagak nyambung~hahaha