Haru semakin membiru. Isak tangis tiada perlu. Hanya seonggok tubuh terbujur kaku.
Tersisa kain putih menyadarkan strata diri yang selama ini lebih tinggi karena kesombongan merajai.
Haru semakin membiru. Isak tangis tiada perlu. Hanya seonggok tubuh terbujur kaku.
Merasakan fakta penciptaan mencium tanah bukan lagi dambaan, kembali kepada asal adalah keharusan.
Haru semakin membiru. Isak tangis tiada perlu. Hanya seonggok tubuh terbujur kaku.
Akan tiba kesunyian abadi, tak ada lagi jiwa2 menemani. Hanya sendiri menanggung segala perbuatan di setiap detik kesempatan hidup.
Haru semakin membiru. Isak tangis tiada perlu. Hanya seonggok tubuh terbujur kaku.
Pertanyaan demi pertanyaan pasti muncul, tetapi belum tentu ada jawaban, yang bruntung siap menjawab, sisanya akan terdiam disertai tangis penyesalan. Dan setiap penyesalan pasti datang penuh keterlambatan.
Haru semakin mebiru. Isak tangis tiada perlu. Hanya seonggok tubuh terbujur kaku.
Aku dan taubatku...!
Ini ekspresi jiwa tanpa ada tekanan dan intervensi.. Tanpa ada hati yang tersakiti dan menyakiti. Semua ini intuisi dan imajinasi anugrah Ilahi..
Sabtu, 30 Mei 2009
Minggu, 24 Mei 2009
Tak Terbiasa dengan Malam
Malam ini tanpa bintang, entah kemana perginya bintang2.
Malam ini terlalu sendu untuk siapa saja yang menikmatinya.
Malam ini nampak kehilangan pesona, hnay warna jelaga yang menghiasinya.
Malam ini tak bernyawa karena tak sedikitpun suara, diri pun terbenam sunyi dibuatnya.
Malam ini menyedihkan bagiku yang telah terlempar dari kenyataan.
Malam ini melukiskan khayalan sejuta kesepian, hanya tatapan hampa menerawang ke pekatnya langt malam.
Malam ini membuatku tak tebiasa dengan malam.
Malam ini terlalu sendu untuk siapa saja yang menikmatinya.
Malam ini nampak kehilangan pesona, hnay warna jelaga yang menghiasinya.
Malam ini tak bernyawa karena tak sedikitpun suara, diri pun terbenam sunyi dibuatnya.
Malam ini menyedihkan bagiku yang telah terlempar dari kenyataan.
Malam ini melukiskan khayalan sejuta kesepian, hanya tatapan hampa menerawang ke pekatnya langt malam.
Malam ini membuatku tak tebiasa dengan malam.
Minggu, 03 Mei 2009
Belasan ke Puluhan...!!!!!!!!!
Belasan tahun khidupnku didunia.
Belasan tahun pula ku mnghirup udara, belasan tahun kumngalami baik suka maupun duka.
Belasan tahun yg lalu aku dlahirkn, dtitipkn kdalam rahim manusia trhbat ddunia mjdkn ku kbanggaan apapun bntuk rupaku.
Belasan tahun yg d awali ktidak tahuan, sampai kini ku mrasa tau sgalany.
Kini puluhan tahun sdah ku hdup ddunia.
Puluhan tahun trasa bgtu cpat dtang, ku mrasa aku bru trlahir tp kini hrus ku sadari ku mndkati akhir.
Puluhan tahun mbuatku nampak smakin renta, uban n kriput blum mnyambangiku, tp kbijaksanaan ttap hrus kumiliki lbih dri belasan tahun.
Puluhan tahun akal, panca indera, alat gerak, dn sluruh dtail ragaku stia menemani, mungkin kini tiba saatku lbih brtrima kasih kpd pmilik raga ini yg trkadang trlupa pdhal dia tak sdikitpun lupa krn Dia MahaTahu sgalany.
Puluhan tahun memaksaku brsahabat dgn mati dn mengenal khidpan stelahny.
Puluhan tahun, mungkinkah branjak mjd ratusan ataupun ribuan...bsar harapku demikian krn belasan tahun sampai puluhan tahun takkn cukup mbawaku kpd kbahagiaan yg abadi dgn ridho ILAHI.
inilah aku dgn kefanaanku yg seakan hbat krn tlah mlalui belasan sampai puluhan tahun padahal sungguh brat untuk mengakui ku takut mnghadapi ini...!
Belasan tahun pula ku mnghirup udara, belasan tahun kumngalami baik suka maupun duka.
Belasan tahun yg lalu aku dlahirkn, dtitipkn kdalam rahim manusia trhbat ddunia mjdkn ku kbanggaan apapun bntuk rupaku.
Belasan tahun yg d awali ktidak tahuan, sampai kini ku mrasa tau sgalany.
Kini puluhan tahun sdah ku hdup ddunia.
Puluhan tahun trasa bgtu cpat dtang, ku mrasa aku bru trlahir tp kini hrus ku sadari ku mndkati akhir.
Puluhan tahun mbuatku nampak smakin renta, uban n kriput blum mnyambangiku, tp kbijaksanaan ttap hrus kumiliki lbih dri belasan tahun.
Puluhan tahun akal, panca indera, alat gerak, dn sluruh dtail ragaku stia menemani, mungkin kini tiba saatku lbih brtrima kasih kpd pmilik raga ini yg trkadang trlupa pdhal dia tak sdikitpun lupa krn Dia MahaTahu sgalany.
Puluhan tahun memaksaku brsahabat dgn mati dn mengenal khidpan stelahny.
Puluhan tahun, mungkinkah branjak mjd ratusan ataupun ribuan...bsar harapku demikian krn belasan tahun sampai puluhan tahun takkn cukup mbawaku kpd kbahagiaan yg abadi dgn ridho ILAHI.
inilah aku dgn kefanaanku yg seakan hbat krn tlah mlalui belasan sampai puluhan tahun padahal sungguh brat untuk mengakui ku takut mnghadapi ini...!
Langganan:
Postingan (Atom)