Ini ekspresi jiwa tanpa ada tekanan dan intervensi.. Tanpa ada hati yang tersakiti dan menyakiti. Semua ini intuisi dan imajinasi anugrah Ilahi..
Rabu, 16 Maret 2011
Terbanglah Wahai Jiwa Terjaga
Terbanglah wahai jiwa terjaga...
Jelajahilah langit penuh bintang-gemintang...
Walau kini tak kau temukan lagi bintang yg pernah sesekali tersenyum...
Bintang yg pernah memberikan secercah pengharapan bagimu...
Terbanglah wahai jiwa terjaga...
Usaplah air mata kesedihanmu...
Semesta jauh lebih luas dari sekedar perih hatimu...
Terbanglah wahai jiwa terjaga...
Semua menunggu kedatanganmu disana...
Impian2 yg selalu setia menunggumu...
Mereka ingin kau terbang dan meraih mereka besertamu...
Dan mengapa kau masih terpaku???
Terbanglah wahai jiwa terjaga...
Sabtu, 12 Maret 2011
Anak Kecil Bergitar Kecil...
Anak kecil bergitar kecil...
Bernyanyi dengan suara yg pastinya suara anak kecil...
Tak perduli nada apa yg dimainkannya..,
tak perduli suara entah apa...
tangannya tak henti memetik gitar kecilny...
Mulutny tak henti berdendang “dasar kau keong racun....bla bla bla “...
Seisisi angkotpun tertawa dibuatny, dasar penghibur cilik!!!...
Dengan optimisme khas anak2 langsung ia melayangkan jurus “plastik permen”
Tak perduli suka atau tdk semua orng dgn nyanyianny...
Toh, dia hanya menjajal kbruntungnnya...
Seribu, duaribu, limaribu, seratus, dua ratus, lima ratus...
Semua hilang dilahap jrus maut ”plastik permen”...
Lampu merah saatnya beraksi, lampu hijau saatny bergegas lari...
Lenggak-lenggok, lari, lompat, seakan berirama...
Simfoni khidupan bernada dasar “mencari sesuap nasi”...
Dirimu masih kecil tetapi dirimu selalu berbuat sesuatu yg besar untuk hidupmu...
Dasar..., anak kecil bergitar kecil....!!!!!
Bernyanyi dengan suara yg pastinya suara anak kecil...
Tak perduli nada apa yg dimainkannya..,
tak perduli suara entah apa...
tangannya tak henti memetik gitar kecilny...
Mulutny tak henti berdendang “dasar kau keong racun....bla bla bla “...
Seisisi angkotpun tertawa dibuatny, dasar penghibur cilik!!!...
Dengan optimisme khas anak2 langsung ia melayangkan jurus “plastik permen”
Tak perduli suka atau tdk semua orng dgn nyanyianny...
Toh, dia hanya menjajal kbruntungnnya...
Seribu, duaribu, limaribu, seratus, dua ratus, lima ratus...
Semua hilang dilahap jrus maut ”plastik permen”...
Lampu merah saatnya beraksi, lampu hijau saatny bergegas lari...
Lenggak-lenggok, lari, lompat, seakan berirama...
Simfoni khidupan bernada dasar “mencari sesuap nasi”...
Dirimu masih kecil tetapi dirimu selalu berbuat sesuatu yg besar untuk hidupmu...
Dasar..., anak kecil bergitar kecil....!!!!!
Langganan:
Postingan (Atom)